Rabu, 23 November 2011

"di rumahMu"


Tak pernah terbersit dalam pikiranku malam itu, hanya saja di malam sebelumnya
Kau sudah menunjukkan kebesaranMu pada ku. Dan tanpa goyah aku melangkah ke rumahMu.
Berdandan, mengenakan kebaya terbagusku.
Selayaknya gadis-gadis lain di sekitar ku.
Bukankah itu menyenangkan..??
Saat itu, di depan rumahMu telah berbaris puluhan pemujamu.
Aku naiki satu per satu tangga rumahMu.
Aku dengarkan kebisingan.. bukan.. bukan.. itu kegembiraan.. cerita.. candaan.. tawa,, keceriaan,, dari seluruh pemujamu.
Dan aku hanya salah satu dari mereka.
Istimewakah aku..??

Ketika ku ingat-ingat lagi.
Di malamMu aku berjalan dengan kepercayaanku.
Menuju ruang tengah rumahMu.
Segera ingin bertemu dan memujaMu.
Tapi sebelum itu, aku terkesiap oleh suara lembut ibuku. 
 "nak, tolong kamu letakkan dupa ini di atas yadnya di tempat itu" tanpa membantah dengan senyumku berjalan.
Mengangkat dagu, sambil sekedar melirik dan mendengarkan iringan gambelan di sebelah tempat ku.
Dan betapa kagetnya aku.
Di depan pintuMu, Kau hadapkan aku padanya.
Pada pemujaMu.
Mengenakan busana sakral.
Gelungan keemasan tanda kemegahan.
Menggenggam tombak kebesaran.
Tanda kesiapan untuk segera memujaMu.
MenyembahMu lewat tariannya.
Sungguh aku terkejut.
Karena aku tak menyadari ia dihadapanku.
Kau ciptakan senyumku ketika itu.
Saat malam aku memujaMu..
di rumahMu..
Tuhan..
dan aku temukan mimpi ku lagi di rumahMu..

Kamis, 17 November 2011

"Tulikah Aku..???"

telingaku tuli.. mulutku membisu..
aaahhhhhh.... mungkin bukan aku,,
apakah mulutmu yang telah kau kunci..??
sehingga nadamu tak lagi sampai dalam ruang-ruangku..??
berulang kali aku coba untuk mendengarkan lagi..
tapi mataku semakin perih karenanya..
berulangpun aku coba tutup mataku..
namun tetap disela-sela pori menitikan tiap bulir keringat ku di dalamnya..
sesungguhnya ingin sekali aku mendengarkan nadamu..
nada yang satu persatu dulu kau ajarkan pada telingaku..
nada yang satu persatu coba untuk aku pelajari darimu..
dan nada yang satu persatu coba untuk aku kenali dari ribuan nada yang tumpah dalam ruangku..
yaa,, mungkin kau telah bosan dengan nada itu..
nada-nada yang tak lagi ingin coba kau tuangkan dalam ruang gelapku,,
tapi,, mestikah kau sembunyikan nadamu..??
Tidakkah aku masih boleh mendengar sekilas..??
hingga tertutup tiap pori yang selalu membuat perih mataku..
tak kah aku kau izinkan lagi..??

"Hentikan"

aku ingin berhenti.. sungguh ingin ku hentikan jemari-jemari ini..
aku tak ingin lagi.. cukup.. cukup.. sudahlah cukup..
tidakkah kau dengar apa kata mereka,,??
Tidakkah dapat kau lihat apa yang mereka tunjukkan..??
aku mohon cukup..
tolong cukup.. tolong hentikan tangan ini..
aku tak ingin lagi..
tiap buku-buku jemariku telah bergetar, tapi kenapa tak mau kau hentikan..??
mataku lelah.. jadi tolong cukupkan..
cukupkan aku untuk menulis tiap huruf ini..
hentikan jemariku untuk memulai pena ini..
tolong bantu aku hentikan tanganku..
aku takut,, sangat takut..
suatu saat nanti jemariku kaku..
tak lagi mampu memegang penaku..
aku tak mau lagi mataku melihat huruf-huruf yang akan mengusirnya..
aku takutkan itu..
tapi... aku mungkin tak akan bisa berhenti..