Perlahan-lahan alur jalan
ini membuat aku terpikir, bahwa ada rahasia besar yang dari dulu disiapkan oleh
waktu untukku. Bagaimana tidak, betapa apiknya dia menyimpan dan menyiapkan
kisah. Selama apapun dan sepanjang apapun alur yang dia buat tetap saja rahasia
hanya menjadi rahasianya.
Pada akhirnya aku dibuat
percaya bahwa semua akan tetap berjalan sesuai rencanaNya. Aku, yang sering
kali mengingkari. Yang selalu saja tak ingin mengakui. Hari ini dibuat bungkam
tak lagi mampu meminta apa-apa. Aku dibuat percaya bahwa jeda panjang yang Dia
buat memang untuk mempersiapkan diriku. Mempersiapkan yang terbaik yang aku
butuhkan. Siapa yang akan bisa menebaknya? Kau juga mungkin tak akan pernah
mengiranya. Begitu panjang jeda yang dibuatkan untuk kita. Nyatanya itu membuat
kita siap. Segala bentuk persinggahan. Segala bentuk penantian. Semua disiapkan
dengan sempurna. Sangat sempurna. Sehingga saat telah tiba waktunya, aku
dihadapkan pada dia yang aku butuhkan. Aku dihadapkan pada, kamu. Jika saja,
waktu tak menempaku begitu lama, aku mungkin tak akan sekuat ini. Jika saja
sakit tak singgah begitu lama, mungkin saja aku tak pernah tahu apa yang
sesungguhnya aku butuhkan.
Tapi saat ini, seketika
saja aku dihadapkan padamu. Seketika itu pula keyakinan itu muncul. Keyakinan bahwa
waktu telah berjalan sesuai rutenya. Bahwa alur yang pernah aku ingkari pada
akhirnya memang harus dilalui. Suatu hari
nanti, jika ada ragu yang membebanimu duduk dan coba pilah segala yang ada
dalam pikiranmu. Karena ini bukan lagi tentang seberapa sering ucapan yang aku
ucapkan dihadapanmu, tapi tentang seberapa halus bisa kau resapi apa yang aku
tanamkan di dalam dirimu. Karena aku tak mampu memberimu ucapan. Yang mampu aku
berikan hanya sebentuk pengabdian. Dan itu aku tanamkan dalam diriku.