“direntang waktu yang berjejal dan memburai,
Kau berikan, sepasang tanganmu
Terbuka dan membiru, genggam..
Di gigir yang curam dan dunia tertinggal dalam membeku
Sungguh.. petang melesat dan udara yang terbakar
jauh...”
Ku dengarkan.....
“... seperti tak kan pernah pulang, kau membias di
udara
Dan terhempaskan cahaya
Seperti tak kan pernah pulang,
‘tuk langkahmu menarilah di jauh permukaan..”
Paragraf-paragraf,
ku perlihatkan..
meski dalam ruang-ruang
samar.
Yang tak terbaca.. tak
juga perlu kau baca..
“tetapi, lelaki
setengah gila itu pernah mencintaimu. dg kegelisahannya ketika bersamamu,
sedangkan disaat yg sama mungkin saja dia ingin berkelana di tiap sudut kota
tua itu, bergumul dg anak jalanan di luar sana. dg debar² ketika bersamamu,
sedangkan disaat yg sama hatinya sedang dibakar amarah untuk kaum yg kalah. dg
senyum mengembang ketika menyambutmu pulang, sedangkan mungkin saja dia sedang
ingin terbang, mengejar hasrat yg timbul tenggelam. dia memang telah terkurung
oleh kesabaranmu untuk mengerti betapa sulitnya dia, sedangkan dia sendiri tak
pernah sabar untuk mengerti siapa dirinya. oleh kesediaanmu menerima tiap
kebodohan yg dia lakukan, sedangkan dia sendiri tak pernah bisa menerima
kebodohan² itu. dia terkurung, oleh sayap kebebasan yg kamu gantungkan ketika
kamu menyuruhnya terbang, karena itu, ..kadang...sebagian jiwanya hanya ingin
berada di sampingmu,
sungguh, sepertinya kamu memang lupa, lelaki yg kamu cintai adalah lelaki setengah gila, lelaki setengah gila yg pernah jatuh cinta padamu, dg hati…”
Nyata... semua tersimpan
rapi.
Bahkan teramat rapi, dalam
serakan berantakan.
Aku...
Yang tak terbaca, dalam
sudut samar
Dalam ruang-ruang kamar,
Ruang... Remah..
Lalu.... kosong...
“....kau
sakiti aku,, kau gerami aku
Kau
sakiti, gerami, kau benci aku...”
Aku..
Hanyalah yang tak terbaca,
Yang kadang ada, di
kemungkinan tak terlihat
“Hujan yang sepi. Mungkin ini hujan
terakhir, hujan penghabisan.”
Dan...
Ku
dengarkan...
“Just want to
say thank you, just want to see your smiling face
Already can't turn away, standing in front of my eyes
Already can't turn away, standing in front of my eyes
Want to tell you my happiness right now, and who is
important for me at the moment
Thank you for ever meeting you
Trying to remember everything that's happening now, it’s
hard for me
But no matter how many time I've stumble
I'll be the one here that describe it to you....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar