Sabtu, 16 Februari 2013

Belajar Dengan Kamera #4

























Event: Hunting Bersama Young Culture Kabupaten Gianyar
Lokasi : Panggung Terbuka Balai Budaya Gianyar
Terima kasih untuk semua panitia juga talent.

Hanya belajar mengeksplore diri, teringat dengan nasihat dan saran dari kakak, "gunakan photosop hanya untuk croping. jangan bangga karena editan".

jadi ingin belajar untuk natural dan tanpa editan.

Salam.

Jumat, 08 Februari 2013

Sepatah Dari Tepi



                          Dear D...
 Aku menepi, dalam segenap yang aku miliki. Dari segala yang pernah aku miliki.
Kau mungkin terpikir, aku akan ‘berhenti’. Tapi nyatanya aku ‘terhenti’.
Sekali waktu aku berlari. Hanya mencoba bersembunyi.
 Lalu menyadarkan diri, bahwa kamu adalah kamu.
Berhak atas dirimu. Lalu aku....

Matahari meninggi, mengusir gelap menepi.
Dan D,,
Hari ini, hari saat aku kembali pada sadar yang aku tutupi.
Pada nyata yang aku ingkari.
Bahwa aku,, sendiri.
Benar, ini karena aku memilih.

Tapi D,, aku simpankan ribuan kata dalam sadar yang aku ingkari.
Aku simpankan kalimat-kalimat.
Dan jika dunia tahu, dia akan meneriaki ku.
Mereka akan menyeretku, mengikatku di tepi.
Di pinggiran rel kenangan.
Kenanganmu.
Dan sesungguhnya tak lah seberapa. Tidak pula mengapa.

Kamu mungkin terpikir, aku akan segera berlari.
Tapi nyatanya aku masih berdiri, dan sesekali,
Setiap kali menyusuri rel yang mendampingi.
Menjejak dan mengingat tiap palang, batangan kenangan.
Lalu meringkuk dan menyadari aku sudah di tepi.

Dan D,,
Cukup sekali.
Kehilanganmu.
Ego memaksaku, tak pula menginginkanku hilang.
Sekali, aku telah kehilangan sahabatku.
Sahabat yang selama 3 tahun mendengar ceritaku.
Menyemai tiap sajakku dalam kalimat.
Sahabat yang selalu memanggilku ‘dear’.
Dan cukup sekali.
Aku tak mau lagi.

Lalu D,,
Beberapa waktu lagi.
Akan segera habis waktu ku. Dan aku bisa jadi akan tenggelam.
Terdesak oleh semua kenangan baru, dalam ceruk ingatanmu.
Dan sekali lagi harus kuakui itu.
Sesegera mungkin harus aku sadarkan diriku.
Bahwa aku, hanyalah aku.
Satu langkah yang menjejak pada tiap batangan rel kenangan.
Menyeret setumpuk mimpi yang tanpa aku sadari telah dan harus tergerus jalanan.

Aku tertahan, D. Bahkan untuk sekedar menemukan celah menitipkan kalimat.
Aku tertahan. Untuk sekedar menemukan tempat mengingat, diingat.
Tapi, tak berarti aku akan berhenti.
Sekedar membuatkan kenanganku celah.
Sekedar menyampaikan lewat angin.
Lewat sekumpulan kumparan.
Sebait doa tentang bahagiamu.
Tentang hari bahagiamu.
Di hari jadimu.

Dan jikalau celah itu mampu, jika angin tak merasa berat.
‘terima kasih’ adalah titipanku berikutnya.
Kepadamu, karena telah hadir. Dan tanpa penyesalan dalam pengakuan menyiapkan batangan-batangan rel kenangan.
Lalu kepada mereka, karena telah menghadirkanmu dalam waktuku. Dalam celah yang aku tahu.

Dear D,,
Aku tuliskan dalam diam yang aku tahankan.
Bersinggungan dengan segala riuh yang mengisi.
Dan mungkin, kau pun membacanya dalam sepi.
Yang sesekali menyediakan tempatnya.
Tempat untuk keberadaanku.
Sekalipun hanya sesekali. Tapi, aku syukuri itu ada.

Bahagia untukmu, D.

                                                                                                                                    |pss.