Untukmu yang telah aku simpan.
Hari ini mendung berarak terlalu lama. Bahkan sedari pagi saat aku mulai disapa pagi.
Dan semalam menjadi terlalu panjang saat aku mulai mengadu lagi.
Tentang kelupaanku. Juga tentang kebutaanku tentang dunia.
Aku mungkin telah menjadi tuli dengan suaramu.
bahkan dalam ingatanku.
aaahhh... aku mulai lagi bersama ingatanku.
bersamamu, tangan yang sekalipun tak pernah aku temukan bertaut.
kaki yang tak pula pernah aku temukan menapak.
tidak dalam nyata.
Dan hari ini.. pula dengan hari-hari sebelumnya aku pernah menjadi lupa,, pernah menjadi buta,, pernah juga menjadi bisu tentangmu.
Tapi hari ini, aku bisa bersama ingatanku lagi..
Ingatan yang mengantarku pada ucapanku..
untukmu..
Tidak akan lebih, hanya sebuah kata untukmu.
Kali ini hanya itu yang mampu tersampaikan,, meski hanya dalam simpanan memory ku..
"selamat"
Dan mungkin aku ada dalam garis kelupaanmu..
tapi dalam suatu titik, aku ingin menyampaikannya padamu..
pada satu nama yang pernah dan telah aku simpan.
Karena aku yakin saat ini kau ada dalam kebahagiaanmu.
Dan aku juga dalam kebahagiaanku.
~RAS~
lembaran pesawat-pesawat kertas.. di rentang waktu yang tak terukur dalam ruang.. tanpa nama.. tanpa irama.. |pss
Minggu, 25 Maret 2012
"gelas dan aku"
aku menjadi saksimu..
menjadi pendengar yang membisukan ceritamu..
lalu kadang kau juga akan melihat banyanganmu melalui bagianku
beberapa kali akan ku temui wajah-wajah yang berbeda..
dan mungkin juga sama..
juga dengan cerita yang berbeda..
seperti cerita mu kala itu..
ceritamu tentang tawa.. sembari menyeruput,,
menemukan ide-ide tentang dunia..
berkali-kali bekas jarimu ada,,
tapi tak juga bisa aku pilah..
tak seperti cerita orang-orang yang berlalu lalang pergi melewatiku
tapi ceritamu ada dalam lingkaranku..
dalam pinggiranku..
Sabtu, 24 Maret 2012
'hujan dan waktu ku'
aku ingin bercerita tentangmu...
pagi..
pagi..
pula tentang keangkuhanku semalam tadi..
saat sedari awal aku ingin menyapanya..
dari balik sela jari tanganku
pula ingin aku ceritakan tentang kelupaan ku padanya..
tapi tak pernah aku meninggalkan sebulirpun darinya dalam ingatan..
aku tutup ia...
dan kubiarkan waktu yang menjaganya..
lalu biarkan,, karena waktu pula yang akan menyapa padaku..
meluruhkan semua bulir hujan yang ku kumpulkan..
bersama waktu..
sesekali akan ku temukan hujan menyapa daun..
ranting.. hingga akhirnya ia meluruh bersama tanah..
dan saat itu mungkin habis waktuku mengumpulkannya..
mengumpulkan hujan..
"cerita pagi"
hei,,
apa kau dengar kali ini..?? dan aku rasa tidak,,
apa kau juga rasakan kali ini..??
sekali lagi aku rasa tidak..
suatu hari dan berkali-kali aku pernah merasa dibuang..
terbuang..
bukan..
apa karena ketakutan..??
aku merasa kau takut...
bahkan pada kebisuan..
aku,,, adalah aku..
dan masih tetap akan menjadi aku..
terlampau banyak kata tanya dalam benakku..
tumpah ruah pun tapi tak akan pernah sampai padamu..
lalu biarkanlah aku tetap meluruh bersama pagi..
karenanya aku tak akan pernah menemukanmu..
tak akan pernah lagi,,
meski dalam cerita pagi..
pula ceritaku tentang rindu..
~dan selamanya aku hanya perempuan yang mencintai hujan~
~dan selamanya aku hanya perempuan yang mencintai hujan~
"Daun Teratai"
Aku ingat pesan kakak ku..
"Gunakan Photoshop hanya untuk crop, dan jangan terlalu bangga dengan editan. Belajarlah dari para photographer jaman dulu yang hanya menggunakan alat yang tak secanggih sekarang tapi bisa menghasilkan karya yang bagus"
Aku akan selalu mengingatnya. Dan karenanya aku akan belajar untuk mengungkap keindahan dari apa yang aku lihat, tanpa editan.
Daun teratai, yang aku temukan bukan dengan sengaja saat aku beristirahat dari lelah jalanan. Aku melihatnya dalam cawan batu dan air bening. Belum ada bunga yang tumbuh, tapi daunnya saja sudah begitu indah. Suatu saat akan aku temukan pula bunga teratai yang jauh lebih indah (ataukah sudah kutemukan?).
Ya, secara tak sengaja memang sudah aku temukan. Meski tak senyata dunia tapi nyata untuk rasa.
Saudaraku teratai. Dia yang banyak mengajarkan tentang 'kata' pada ku.
Jika kakak ku mengajariku tentang photo dan cerita, saudaraku teratai yang mengajariku tentang filosofi di dalamnya.
Mengajari tentang dunia yang baru aku tahu ternyata begitu luas, tapi terlalu sempit untuk bisa aku langkahi.
Suatu hari daun ini akan aku temukan layu, tapi jangan takut, karena daun ini akan tetap indah dalam ingatanku. Aku juga tak akan pernah membenci bila saatnya daun ini ku temukan layu. Bukankah daun ini sudah aku simpan tetap dengan keindahannya..??
"Gunakan Photoshop hanya untuk crop, dan jangan terlalu bangga dengan editan. Belajarlah dari para photographer jaman dulu yang hanya menggunakan alat yang tak secanggih sekarang tapi bisa menghasilkan karya yang bagus"
Aku akan selalu mengingatnya. Dan karenanya aku akan belajar untuk mengungkap keindahan dari apa yang aku lihat, tanpa editan.
Daun teratai, yang aku temukan bukan dengan sengaja saat aku beristirahat dari lelah jalanan. Aku melihatnya dalam cawan batu dan air bening. Belum ada bunga yang tumbuh, tapi daunnya saja sudah begitu indah. Suatu saat akan aku temukan pula bunga teratai yang jauh lebih indah (ataukah sudah kutemukan?).
Ya, secara tak sengaja memang sudah aku temukan. Meski tak senyata dunia tapi nyata untuk rasa.
Saudaraku teratai. Dia yang banyak mengajarkan tentang 'kata' pada ku.
Jika kakak ku mengajariku tentang photo dan cerita, saudaraku teratai yang mengajariku tentang filosofi di dalamnya.
Mengajari tentang dunia yang baru aku tahu ternyata begitu luas, tapi terlalu sempit untuk bisa aku langkahi.
Suatu hari daun ini akan aku temukan layu, tapi jangan takut, karena daun ini akan tetap indah dalam ingatanku. Aku juga tak akan pernah membenci bila saatnya daun ini ku temukan layu. Bukankah daun ini sudah aku simpan tetap dengan keindahannya..??
Minggu, 04 Maret 2012
"surat untuk langit"
#Untukmu saudaraku..
Dan ini aku ceritakan saat semua saraf-sarafku telah tertidur dalam kubangan.. lagi..
Malam itu, aku terbangun seperti malam-malam sebelumnya..Tapi kali ini berbeda,, aku terbangun karena keterkejutan mataku..
Membaca sebuah kalimat tanya yang sesungguhnya sudah pernah ditanya oleh saudaraku yang lain.
Sungguh,, dan kuakui..tengah malam itu.. aku hancur.. sehancur yang bisa aku bayangkan..seremuk yang mampu aku tahankan..aku berteriak dengan kebisuan malam..berlomba dengan semua air mata yang mendadak keluar..aku berteriak sejadi-jadinya..
duniaku benar-benar menghilang malam itu..dinding-dinding yang dulu coba aku bangun.. telah roboh seketika..
tak ada satu pun kata yang mampu mulutku keluarkan..dan pada akhirnya aku kembali mengadu pada persembunyianku..
bersamaan dengan mengalirnya air ini,, aku kuatkan tanganku untuk menulis kalimat padamu,
"ijinkan aku untuk menjadi egois.. Maaf,,,jika aku tak mampu menepati janji... Mungkin tidak dalam kesempatan ini... Suatu hari,, di kesempatan lain akan ada waktu untukku menepatinya."
Aku terharu saat sebelum malam itu kau mengirimkan lagi kalimat yang pernah aku kirimkan padamu..
dan katamu itu kalimat yang paling membuatmu menangis..
Tapi tahu kah kau, bahwa saat aku menuliskannya, aku pun menangis.. meski tak ada air mata.. aku menangis menahan kerinduanku.. menahan penyesalanku.. menguatkan tangan kakiku..
karena saat itu aku telah membulatkan pikiranku untuk melebarkan sayapnya.
.melepas dan kehilangan hal terpenting dalam benakku..
entah bagaimana aku melewati rasa sesak yang menelan kebebasan ku saat itu..
tapi pada saat yang sama aku tersadar aku selama ini hanya menggenggam asap..
Tapi tengah malam itu,, aku benar-benar jatuh.. betapa tidak.,
aku kena pukulan telak..yang menyadarkan aku betapa sesungguhnya selama ini aku tertipu...
ahh.... tepatnya hanya menipu diri..
dalam luapan emosi saat itu aku tutup semua ruang yang aku punya dan mulai lagi berlari dalam persembunyian..ingin sekali aku berteriak.. agar ini segera dicukupkan olehNya..
Mulai saat itu, aku telah mengingatkan pada pikiranku,, perasaanku.. bahwa inilah pada akhirnya..inilah kenyataannya,, jadi aku harus segera bangun dari mimpi yang aku buat sendiri..
sudah tak ada lagi rasa sakit yang lebih dari ini.. atau mungkin sudah tak lagi mengenali sakit.. Dan aku mulai berusaha menepati janjiku padamu untuk tetap ada untukmu..bukankah itu munafik??
Selanjutnya kau sempat menyampaikan bahwa kau merasa kehilangan "kita".
Siapa yang kehilangan?siapa yang menghilang? bukankah aku masih tetap ada di tempatku..
kapanpun kau datang, bukankah aku selalu ada..??
aku tak pernah merasa pergi darimu karena semua ini..
Sesungguhnya aku lebih tak mau kehilanganmu.
Aku hanya berpikir.. saat ini yang kau butuhkan adalah dukungan..
lalu apa artinya bila aku memusuhimu.. apa artinya bila aku menjauhimu..?
apa itu akan merubah semua yang telah terjadi?
aku rasa tidak..jadi aku putuskan,, aku tetap akan ada untukmu..
meski hanya mampu untuk mendengar ceritamu..
dalam kebisuanku juga persembunyianku..
dan maafkan aku..
Dan ini aku ceritakan saat semua saraf-sarafku telah tertidur dalam kubangan.. lagi..
Malam itu, aku terbangun seperti malam-malam sebelumnya..Tapi kali ini berbeda,, aku terbangun karena keterkejutan mataku..
Membaca sebuah kalimat tanya yang sesungguhnya sudah pernah ditanya oleh saudaraku yang lain.
Sungguh,, dan kuakui..tengah malam itu.. aku hancur.. sehancur yang bisa aku bayangkan..seremuk yang mampu aku tahankan..aku berteriak dengan kebisuan malam..berlomba dengan semua air mata yang mendadak keluar..aku berteriak sejadi-jadinya..
duniaku benar-benar menghilang malam itu..dinding-dinding yang dulu coba aku bangun.. telah roboh seketika..
tak ada satu pun kata yang mampu mulutku keluarkan..dan pada akhirnya aku kembali mengadu pada persembunyianku..
bersamaan dengan mengalirnya air ini,, aku kuatkan tanganku untuk menulis kalimat padamu,
"ijinkan aku untuk menjadi egois.. Maaf,,,jika aku tak mampu menepati janji... Mungkin tidak dalam kesempatan ini... Suatu hari,, di kesempatan lain akan ada waktu untukku menepatinya."
Aku terharu saat sebelum malam itu kau mengirimkan lagi kalimat yang pernah aku kirimkan padamu..
dan katamu itu kalimat yang paling membuatmu menangis..
Tapi tahu kah kau, bahwa saat aku menuliskannya, aku pun menangis.. meski tak ada air mata.. aku menangis menahan kerinduanku.. menahan penyesalanku.. menguatkan tangan kakiku..
karena saat itu aku telah membulatkan pikiranku untuk melebarkan sayapnya.
.melepas dan kehilangan hal terpenting dalam benakku..
entah bagaimana aku melewati rasa sesak yang menelan kebebasan ku saat itu..
tapi pada saat yang sama aku tersadar aku selama ini hanya menggenggam asap..
Tapi tengah malam itu,, aku benar-benar jatuh.. betapa tidak.,
aku kena pukulan telak..yang menyadarkan aku betapa sesungguhnya selama ini aku tertipu...
ahh.... tepatnya hanya menipu diri..
dalam luapan emosi saat itu aku tutup semua ruang yang aku punya dan mulai lagi berlari dalam persembunyian..ingin sekali aku berteriak.. agar ini segera dicukupkan olehNya..
Mulai saat itu, aku telah mengingatkan pada pikiranku,, perasaanku.. bahwa inilah pada akhirnya..inilah kenyataannya,, jadi aku harus segera bangun dari mimpi yang aku buat sendiri..
sudah tak ada lagi rasa sakit yang lebih dari ini.. atau mungkin sudah tak lagi mengenali sakit.. Dan aku mulai berusaha menepati janjiku padamu untuk tetap ada untukmu..bukankah itu munafik??
Selanjutnya kau sempat menyampaikan bahwa kau merasa kehilangan "kita".
Siapa yang kehilangan?siapa yang menghilang? bukankah aku masih tetap ada di tempatku..
kapanpun kau datang, bukankah aku selalu ada..??
aku tak pernah merasa pergi darimu karena semua ini..
Sesungguhnya aku lebih tak mau kehilanganmu.
Aku hanya berpikir.. saat ini yang kau butuhkan adalah dukungan..
lalu apa artinya bila aku memusuhimu.. apa artinya bila aku menjauhimu..?
apa itu akan merubah semua yang telah terjadi?
aku rasa tidak..jadi aku putuskan,, aku tetap akan ada untukmu..
meski hanya mampu untuk mendengar ceritamu..
dalam kebisuanku juga persembunyianku..
dan maafkan aku..
Langganan:
Postingan (Atom)