Aku adukan semuanya
dalam gelap. Aku biarkan suara-suara memasuki telinga. Pula aku biarkan
pikiranku menggambarkannya. Membawakan sebuah kelegaan yang sesungguhnya
terlalu lama aku impikan. Ku adukan bersamaMu. Jauh dalam ruang yang
aku sebut hati, aku memohon padaMu, mengadu dengan segala kelemahanku.
Mengingatkan diriku tentang kuasaMu akan duniaku.
“jika ini jalanMu, jangan pernah tinggalkan aku. Jika ini bukan jalanku, segeralah tarik aku dan lepaskan ikatanku.”
Aku rengkuh kembali dalam tangis. Dalam sunyi dan diam, sampai tak seorang pun sadar akan keberadaan sepi. Sekali lagi aku menemukan jawabanMu. Aku temukan diriku dalam malam-malamMu. Aku temukan dirinya dalam keterkejutanku. Aku temukan mereka. Dalam pelarian, yang kusebut juga persembunyian, Kau tunjukkan jawabanMu. Inikah jawabanMu? Jadi memang dialah jalanku, sehingga tak pernah Kau izinkan aku lepas dari ikatanMu.
Sekali lagi aku adukan diriku, sekali itu pula Kau menjawabku. Seolah aku mendengarMu
“tunggulah, sebentar lagi. Aku hanya sedang memperbaikinya. Agar sesegera mungkin pas untukmu. Jadi, tunggulah.”
Kau pasti selalu tahu bahwa aku ingin lepas. Aku sudah terlalu lelah Kau perlihatkan tentang dia. IkatanMu terlalu rahasia. Kaki ku kau ikat terlalu kuat. Sehingga saat kapanpun aku dalam batas kelupaanku segera Kau dapat menarikku dalam lingkaran lagi. Aku lelah... sungguh..
Sekali waktu pernah ku katakan padanya, tentang ikatanMu. Dalam keterbatasan ruangku juga dia mencoba lari dan melepas ikatanMu. Tapi nyatanya tak sedikitpun pernah Kau izinkan lepas.
Bukankah sudah terlalu sering aku katakan padaMu tentang kelelahanku? Juga segala kecemasanku.
Aku dalam batas sadarku saat aku tahu Kau terlalu erat merengkuhku. Terlalu apik Kau mempersiapkan jalan untukku.
Tak seperti orang lain, yang serta merta akan memohon padaMu, aku hanya ingin bersamaMu.
Saat kulanjutkan aduanku, terpikir beberapa kali betapa aku dengan keangkuhan, betapa aku dengan kelancangan, aku selalu ingin tahu tentangMu, tentang jalanMu, tentang gambaranMu. Selalu melempar kata tanya padaMu. Mungkinkah ini yang membuatMu selalu menjawabku dengan teka-teki dalam ikatanMu, lalu membiarkan aku dengan gambaran jawabanku sendiri.
“segeralah,, jika bukan jalanku.. tarik dan lepaskan ikatanMu tentang aku juga tentang dia yang sedang dalam perbaikanMu”
“jika ini jalanMu, jangan pernah tinggalkan aku. Jika ini bukan jalanku, segeralah tarik aku dan lepaskan ikatanku.”
Aku rengkuh kembali dalam tangis. Dalam sunyi dan diam, sampai tak seorang pun sadar akan keberadaan sepi. Sekali lagi aku menemukan jawabanMu. Aku temukan diriku dalam malam-malamMu. Aku temukan dirinya dalam keterkejutanku. Aku temukan mereka. Dalam pelarian, yang kusebut juga persembunyian, Kau tunjukkan jawabanMu. Inikah jawabanMu? Jadi memang dialah jalanku, sehingga tak pernah Kau izinkan aku lepas dari ikatanMu.
Sekali lagi aku adukan diriku, sekali itu pula Kau menjawabku. Seolah aku mendengarMu
“tunggulah, sebentar lagi. Aku hanya sedang memperbaikinya. Agar sesegera mungkin pas untukmu. Jadi, tunggulah.”
Kau pasti selalu tahu bahwa aku ingin lepas. Aku sudah terlalu lelah Kau perlihatkan tentang dia. IkatanMu terlalu rahasia. Kaki ku kau ikat terlalu kuat. Sehingga saat kapanpun aku dalam batas kelupaanku segera Kau dapat menarikku dalam lingkaran lagi. Aku lelah... sungguh..
Sekali waktu pernah ku katakan padanya, tentang ikatanMu. Dalam keterbatasan ruangku juga dia mencoba lari dan melepas ikatanMu. Tapi nyatanya tak sedikitpun pernah Kau izinkan lepas.
Bukankah sudah terlalu sering aku katakan padaMu tentang kelelahanku? Juga segala kecemasanku.
Aku dalam batas sadarku saat aku tahu Kau terlalu erat merengkuhku. Terlalu apik Kau mempersiapkan jalan untukku.
Tak seperti orang lain, yang serta merta akan memohon padaMu, aku hanya ingin bersamaMu.
Saat kulanjutkan aduanku, terpikir beberapa kali betapa aku dengan keangkuhan, betapa aku dengan kelancangan, aku selalu ingin tahu tentangMu, tentang jalanMu, tentang gambaranMu. Selalu melempar kata tanya padaMu. Mungkinkah ini yang membuatMu selalu menjawabku dengan teka-teki dalam ikatanMu, lalu membiarkan aku dengan gambaran jawabanku sendiri.
“segeralah,, jika bukan jalanku.. tarik dan lepaskan ikatanMu tentang aku juga tentang dia yang sedang dalam perbaikanMu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar