Senin, 28 September 2015

Kecintaan

Jalan ini mulai terasa terlalu panjang pada akhirnya. Tak satupun langkahku terhenti dihadapanmu. Tak satupun kataku menjadi berguna. Semuanya telah terbuang percuma. Pernah aku bertanya, sesungguhnya ini tentang apa? Tapi tetap saja tak juga membuatku untuk berhenti dan berlalu.

Puluhan lembar daun bergerak mengikuti tiap arus yang ia buatkan. Pun itu yang tengah aku lakukan. Dan tanpa aku sadari arus mulai menggerusku dalam perjalanan. Menjadikan aku lupa entah sudah langkah ke berapa. Dan kamu masih saja sama. Masih tetap memesona dalam tiap gerak gerik kecilmu. Juga seperti masih sama nya kamu tak akan pernah menemukanku.

Ada puluhan dan bahkan ratusan gambar wajahmu yang menggantung di tiap lembaran daun di atas kepalaku. Dan tak selembarpun yang jatuh untuk bercerita tentangmu, kepadaku. Tak satupun kata yang diselipkannya kepadaku. Berulang kali aku catat dalam benakku. Berulang kali pula gambaran kecintaanku bertambah. Seperti embun yang datang dan bertambah lalu menguap dan menghilang.

Disana, diatas kepalaku. Ada kecintaan yang luar biasa. Jauh di luar dari biasa yang aku lakukan. Kepadamu.
Seandainya saja, pintu itu tak terlanjur tertutup. Mungkin saja akan ada setitik niatku untuk berhenti. Dan mungkin akan ada jeda dalam waktuku dan juga waktumu, untuk saling membuka pintu. Jika saja, ada selembar daun jatuh dan terselip di rambutku mungkin saja akan kau temukan dikemudian hari, wajahmu yang selalu saja tergambar diatasnya.

Guratan-guratan yang ada ditanganku tak pernah mau berhenti untuk terus mengumpulkan tiap titik dalam wajahmu. Menyatukan garis-garis menawan dalam senyum mu. Lalu yang tersisa hanyalah setumpuk di kakiku yang menggunung. Lembaran daun kering yang jadi usang. Tertiup lalu terlupakan. Dan tak akan ada yang menerbangkannya kepadamu.
Jangan kau kira ini akan menyakitkanku. Tidak sama sekali. Kau, hanyalah kecintaan. Dan aku yang menciptakannya. Aku yang menggambarnya.

Pun suatu hari nanti aku hanya akan menyimpannya apik, menitipkannya pada tiap lembaran daun-daun di atas kepala ku. Yang segera akan jatuh disaat waktu menjadikannya kering dan usang. Tanpa perlu kau memungutinya. Tanpa perlu kau menemukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar