hei angin...
coba teriakkan kebisuanmu selama ini
karena aku masih tetap berdiri
ranting-ranting yang mencoba patah
sesaat siang tadi masih aku temukan sisanya
bersembunyi,, setiap rapuh patahan yang coba kau terbangkan jauh
lalu angin..
tak lagi ada hujan yang aku temukan jatuh dari matamu
dari mata yang sesungguhnya tak pernah bisa aku buka
tak juga bisa aku lihat, karena ia matamu
mata dunia, tempat cahaya yang coba kau tancapkan pada rumput ilalang di bawahku
tidak akan aku temukan hujan, tidak lagi..
karena tak pernah lagi aku mencoba menemukannya..
tidak bersama tiupanmu kali ini
hei angin,
ranting-ranting kering telah kembali pada masanya
sekali ia pernah menusuk tepat di mataku
ya,, mataku..
tapi ia tetap ranting-ranting keringku
dan akan tetap pula menjadi bagian patahanku
lalu ceritakan tentang tangisanmu,
tapi jangan kau sampaikan pada ilalang-ilalang itu..
karena tanpa sampai padanya pun aku sudah mendengarmu
tetap bersembunyilah..
biarkan aku dengan patahan ranting-rantingku..
karena musim ini hujan belum juga muncul..
dan aku tak pula menginginkannya muncul.. tidak bersamamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar