Sabtu, 15 Juni 2013

Tentang Tanya dan Ketika

Malam menyambangi dalam gelap yang nyaris aku benci.
Setelah percakapan dalam rentang batas ruang.
Entah harap atau doa yg mengatasnamakan rindu.
Dan benar saja.
Aku melihatnya (lagi).
Setelah sekali lagi seperti mengulang mimpi yang sama.
Membaca untaian kalimat yg telah tertulis dalam rentang waktu yang tak ku tahu.
Aku melihatnya (lagi).
Terselubung, berselimut abu-abu.
Aku muncul, entah dari mana dan untuk apa, bersamaan dengan keterkejutan dalam diam.
Ku katakan "tak pernahkah kau rapikan?"

Lalu tentang apa kali ini?
Jika benar dan ku anggap saja benar, esensi hidup hanyalah perjalanan.
Adakah Kau ingin berkata "ini perjalanan kalian. Mulai rapikanlah. Dan segera."
Kau masih saja menempatkanku.
Adakah Kau ingin menunjukkan tempat ku di tempatnya tidak mati?
Adakah Kau ingin aku tahu, dia masih menyimpan ku, meski terbelakang, terselubung abu-abu.
Lalu kali ini adakah aku muncul lagi dalam ruangnya.

Iya. Dan aku anggap saja iya.
Karena sepertinya ini harus kukatakan iya. Bukankah begitu?
Adakah ini tanda waktu ku? Esensi hidup ku juga dia.

4 komentar:

  1. emm ga ngrti w.. akakakakak.. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... w pan kaga nyuru lu buat ngerti po.. hakhakhak

      Hapus
  2. hahaha tumben vulgar banget tak ada tedeng aling-aling tak ada metafor cukup jelas ....( bagiku ) gak tahu kalo dia membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakaka.. dia aku rasa ga akan membacanya rif..
      hehe.. vulgar? metafor? ga ngerti ahh.. istilah sastra mu tinggi noh..

      Hapus