Tentang Tanya dan Ketika
Malam menyambangi dalam gelap yang nyaris aku benci.
Setelah percakapan dalam rentang batas ruang.
Entah harap atau doa yg mengatasnamakan rindu.
Dan benar saja.
Aku melihatnya (lagi).
Setelah sekali lagi seperti mengulang mimpi yang sama.
Membaca
untaian kalimat yg telah tertulis dalam rentang waktu yang tak ku tahu.
Aku melihatnya (lagi).
Terselubung, berselimut abu-abu.
Aku muncul, entah dari mana dan untuk apa, bersamaan dengan keterkejutan dalam diam.
Ku katakan "tak pernahkah kau rapikan?"
Lalu tentang apa kali ini?
Jika benar dan ku anggap saja benar, esensi hidup hanyalah perjalanan.
Adakah Kau ingin berkata "ini perjalanan kalian. Mulai rapikanlah. Dan segera."
Kau masih saja menempatkanku.
Adakah Kau ingin menunjukkan tempat ku
di tempatnya tidak mati?
Adakah Kau ingin aku tahu, dia masih menyimpan
ku, meski terbelakang, terselubung abu-abu.
Lalu kali ini adakah aku
muncul lagi dalam ruangnya.
Iya. Dan aku anggap saja iya.
Karena sepertinya ini harus kukatakan iya. Bukankah begitu?
Adakah ini tanda waktu ku? Esensi hidup ku juga dia.
emm ga ngrti w.. akakakakak.. :p
BalasHapushahaha... w pan kaga nyuru lu buat ngerti po.. hakhakhak
Hapushahaha tumben vulgar banget tak ada tedeng aling-aling tak ada metafor cukup jelas ....( bagiku ) gak tahu kalo dia membacanya
BalasHapuswakakaka.. dia aku rasa ga akan membacanya rif..
Hapushehe.. vulgar? metafor? ga ngerti ahh.. istilah sastra mu tinggi noh..