u.n.t.i.t.t.l.e
Tanah akhir-akhir ini jarang sekali basah karena hujan.
Musimnya telah berhenti cukup lama. Sekali waktu pernah kujeda perjalanan.
Menikmati peran sebagai pion penghancur.
Membuat dengan sengaja mata menjadi buta.
Tak ada yang melihat, bahwa ada banyak sekali sayatan tersimpan dalam tiap benturan yang diakui.
Ibarat di alam lapang, mengulur dan menarik layang-layang.
Tak akan ada yang menyadari ada terlalu banyak sayatan dari tali.
Remah-remah yang kucecer berantakan.
Kuakui dalam genggaman. Tapi tak lagi sama dalam ruang.
Mungkin ini yang sebenarnya.
Selepas ego yang kupertontonkan padaNya.
Mungkin ini rute.
Tentang aku.
Tentang kamu.
Tentang dia.
Tentang mereka.
Rute yang suatu dalam waktu akan membuatku menyerah. Menyerahkan ego.
Mungkin ini yang sebenarnya.
Yang sesungguhnya bukanlah apa-apa.
Yang semestinya tak berasa apa-apa.
Karena entah apa menguap begitu saja.
Tak lagi ada.
Tak lagi sama.
Selepas ego membangunkanku.
Tentang apa yang kumau, dan apa yang kuakui yang aku butuhkan. Bukan yang kubutuhkan.
Ini mungkin jadi bukan lagi tentang apa yang aku rasa juga yang kamu rasa.
Bukan pula tentang ada atau tidak.
Tapi tentang sampai atau tidak.
Aku tak akan mengharap tentang 'semoga' atau tentang 'suatu hari'.
Karena aku ada di hari ini.
Begitu pula denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar