ayah..
hari ini hujan turun deras lagi, tak lebih deras pula dari yang kemarin.
daun-daun bunga anggrekmu mungkin telah basah karenanya.
begitu pula daun kamboja, juga bunga melati di rumah.
ayah..
entah sejak kapan aku mulai jarang berbagi sekedar ceritaku tentang tawaku dengan teman-teman di kampus.
apa kamu masih ingat, ayah saat dulu sewaktu kecil kau sering mengusap kepalaku..?
aku ingat.. juga saat aku masih sering menangis karena kadang kau tak pernah mampu membelikanku mainan seperti teman-teman yang lain.. atau saat kau coba melarangku makan permen terlebih minum yang namanya es.. aku menangis karena aku merasa itu tak adil.. dan aku masih begitu kecil untuk mengerti betapa tersiksanya kau melihat aku yg selalu menangis tiap kali masuk ruang periksa..
aku masih saja sering bersembunyi darimu juga ibu, mencicipi sebungkus permen bersama teman-teman juga saudara ku.
ayah..
entah sudah berapa ratus hari yang kau lewati, tanpa sedikitpun membiarkan aku merasa kekurangan..
selalu berjuang memenuhi apa yang aku mau (meski tak semua bisa kau berikan) melarangku untuk beberapa hal.. mengajariku menulis, berhitung, segala yang kau bisa ajarkan demi menjadikanku "orang".
sejatinya itu menjadi kebahagiaan ku, ayah.
tak sedikitpun kau membiarkan aku terjatuh. dari apapun yang aku lakukan.
aku bangga padamu ayah..
sampai saat ini kau selalu menjagaku dari segala yang mungkin akan membuatku menangis. :)
hampir 24th ayah..
akupun tak menyangka ternyata sudah hampir seperempat abad.
aku pernah berjanji pada diriku akan membuatmu bangga.. tak akan pernah mengecewakanmu..
tapi ayah..
tiap kali perjalanan yang kini coba aku lalui meski dengan kaki gemetar dan melepuh akan aku coba selesaikan ayah..
bolehkah aku mencoba menyelesaikan perjalanan ku ini ayah..??
aku yakin kau akan ada di belakang menatapku.. tapi ayah, bolehkah aku berjalan dengan kakiku,?
agar aku mengenal sakit dan terjatuh..
agar aku tau lepasnya tawa saat aku bisa mencapai ujung..
agar aku bisa mengenal tawa lepas saat ku temukan senyum tulus.
sesungguhnya banyak cerita yg ingin coba aku ceritakan padamu.. terlalu banyak malah.. sampai aku tak tahu harus memulai darimana..
apakah dari cerita menyenangkan tentang hujan yg mulai menyapaku di suatu ruang..
atau cerita konyol saat aku mencoba menyembunyikan kisahku dengan angin.. ataukah harus aku mulai dari cerita tangis ku saat aku harus mulai melupakan senja..?
ayah..
aku terlalu takut..
takut akan mengecewakanmu saat aku ceritakan itu..
suatu hari kau telah memperingatkan ku.. ttg rasa sakit,, ttg tangis yang akan aku temukan..
kau ingat..?
tp aku tetap bersama keegoisanku mencoba berjalan.. mengabaikan semua peringatanmu.. dan malah berbalik meyakinkanmu..
haaahhh... betapa bodohnya anakmu ini..
ini mungkin bukan kali pertama aku telah mengecewakanmu...
tp ini kali pertama aku menampakkan kerapuhanku padamu.. kali pertama aku telah terjatuh di depan matamu..
ternyata memang menyakitkan mendapatkan luka, seperti katamu ayah..
tapi,, berkat ini aku menjadi tahu rasa sakit.. tahu cara berjuang..
dan aku tak pernah menyesal ayah..
tak sedikitpun..
sampai hari ini aku masih berjuang untuk berjalan.. dan berjuang untuk tidak lagi mengecewakanmu..
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar