Alur dalam Lorong
Alur ini berbeda. Air juga tak pernah mengalir
sama. Aku melihatmu. Berjalan dalam sepi yang kamu tutupi. Menyibak lalu
membingkai dunia dengan piguramu. Melalui matamu. Yang kau gantungkan
di lehermu, dan terkadang di lenganmu.
Aku melihatmu. Ada nyeri yang kadang kamu rasakan. Tapi kali itu, aku
melihatmu. Mengurain menjuntai langkah ke arah berbeda. Tak parnah jadi
searah angin. Kamu melihat lingkaranku?
Arah yang dilindungi alur
angin. Arah yang dibingkai lingkaran dingin. Kamu melihatku. Dalam sunyi
suara angin memberitahuku. Tentangmu.
Tentang yang membuatmu terpaku disitu.
Apa kamu bertanya padanya tentang aku?
Tentang mata, lorong memori ini?
Kau tak akan tahu saat berdiri di situ. Mata ini aku tutup. Tak
kubiarkan secuil pun cahaya menyibaknya. Tidak juga untukmu.
Kamu mungkin tak akan mengerti itu. Suara angin yang tiap kali
menyerapah kepadamu.
"Lorong ini aku jadikan mati. Aku hanya tak
mau memori ini terbagi. Ia hanya akan tetap disini. Jadi lorong ini
sepi. Lalu kujadikan mati."
Kau tak akan mendengarnya dari mulutku. Pun jika kamu masuk dan memaksa kelopak pada lorong-lorong sepi. Ini tetap 'mati'.
Kau bahkan belum sampai di tepi lingkaran.
Apa jadinya saat kamu memasuki alur kosong?
"Duniaku ada di ujung
sana. Di sudut tanpa nama. Dan aku telah menitipkannya di sana.
Alur-alur, bulir di atas daun. Lalu ku tutup itu, mati. Memejam agar aku
kirimkan cahaya yang selamanya akan aku simpan, di sana."
Akankah
kamu mendengarkan diamku itu?
Kamu mungkin tak akan mengerti mengapa.
Sama dengan tak mengertinya kamu pada kalimat-kalimat yang aku
utarakan melalui angin. Jadi kamu tak akan bisa tahu nikmat mati yang
aku selami. Memejam untuk menyimpan dia. Cahayanya. Kamu juga tak akan
mengerti arah dalam lorong mati ini. Karena kamu bahkan tak melirik
tanda dalam kelam. Kamu bisa jadi hanya akan terbenam olehnya. Alur
dalam lubang tanpa tepi, mati. Lorong memori tentang rasa yang tak
sengaja akan ia baca. Semoga.
takjub dgn pemilihan kata2nya....
BalasHapussalute Geg...
makasi bli adit... :D
BalasHapus