#teruntuk saudaraku....
dear, untukmu aku tuliskan lagi selembar draft dalam ruang. draft
yang bahkan tak akan punya keberanian untuk aku terbangkan bersama
tiupan angin kepadamu. draft yang hanya akan tersimpan dalam laci dan
aku kunci. iya, akan aku kunci. jangan kau tanyakan waktu lagi, karena
aku bahkan tak bisa menebaknya.
juga menebakmu.
akan coba aku tuliskan lagi kali ini. meski hujan tak pernah mau
mengerti betapa jariku telah dibuat menggigil, betapa telah bergetar
dibuatnya tiap sendi saat mencoba berdiri.
masih bolehkah aku menuliskan suratku padamu?
masihkah kau ingin membacanya?
karena akan aku tuliskan semua atas nama ketulusanku.
hujan masih saja turun, dan bahkan aku tak lagi dapat menyapamu.
sesekali aku ingin memberitaumu, bahwa aku telah mencoba kembali
pada jalanku, mencoba memutar roda yg dulu bersinggungan denganmu, yang
membawa kita berputar dan berjalan searah meski jalan menjadi serasa
tidak wajar.
sesekali aku ingin memberitahumu, bahwa aku telah berhasil dalam sepersekian detik berada dalam batas kelupaanku.
dear, hujan hari ini masih belum berhenti. lalu bagaimana?
masihkah aku boleh mengadu padamu?
mengadukan rasa penasaranku, mengadukan kebingunganku.
aahh.. mungkin kau sudah kembali pada rodamu. dan mungkinkah seperti
ini semestinya? kewajaran bagi mereka, bahwa seharusnya ada jurang
depanmu juga di depanku. bahwa seharusnya roda kita tak bersinggungan
dan bahkan berjalan searah.
lalu apakah itu akan menghapus kenyataan bahwa sesungguhnya kau telah menempati ruang dalam diriku?
tentu saja tidak.
sekalipun aku dengan rodaku, sesudut ruang itu tetap kau tempati, bahkan mungkin selamanya.
dear, aku hanya akan mampu menuliskan ini sebagai draft-draft usang.
aku sebisa mungkin ingin membantumu, menemukan rasa amanmu.
kau meminta ku pergi, maka aku akan pergi. tp aku akan tetap mengunci surat-surat ini dalam laci.
surat-surat yang sebentar lagi akan menjadi usang.
surat-suratku untukmu, saudaraku...
14 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar