Senin, 26 Agustus 2013

Bukan yang Aku Sesalkan

kadang ada tawa yang tersembul. membahas hal-hal yang tak semestinya patut dibahas.
ringan. tanpa beban.
seperti semalam. hanya sekedar berbagi mimpi tentang impian suatu hari nanti.
pada akhirnya membuat aku benar-benar bertanya-tanya.
bahkan kadang jadi terpikir tentangnya.

aku yang hanya sebatas dalam ketakutan.
selalu ketakutan.
tapi kadang tertawa. menertawai diri.
mengingat sudah begitu banyak teman yang telah berhasil dengan hidupnya.
ada terlalu banyak gelisah. tanpa tahu arah.
mungkin kamu, atau kalian juga.

suatu waktu, kaki merasa gatal untuk berlari. bukan karena kuman, atau alergi.
tapi karena lutut dan otot-otot sudah mulai lelah berdiri.
satu-satu nya hal yang akan terjadi hanyalah bersimpuh.

bebrapa hari terakhir bahkan. rasanya aku terkurung dalam pengap. tak ada ruang. tak ada udara. tak lagi sama.
dunia seperti menindihku. tanggungjawab mulai mengejarku.
mungkin juga kalian sering begitu.

aku tersadar dalam beberapa hari itu aku telah jadi serakah. selalu mengeluh. tentang ketidakadilan yang sejati nya tak benar-benar nampak ada.
mulai memaki-maki dunia bahkan diri sendiri. dengan keterbatasan pemikiran dan ruang.
tapi kadang kala hanya kebisingan yang memberikan ruang sunyi untuk menepi.

dinding-dinding kamar menjadi terlalu sering membuat ketidaknyamanan.
terlalu dingin.
terlalu sepi.
membuat pikiran mulai memilah tentang sadar dan wajar.

jikapun suatu hari jalanku harus terhenti sampai disini.
taklah akan jadi apa-apa.
toh esensi hidup ini hanya meminjam tempat belajar.
tapi nyatanya ada terlalu banyak pelajaran yang mesti aku selesaikan.
ini baru awal.
jalan-jalan yang lain mungkin jadi akan lebih panjang
lebih keras.
lebih tak terkendali.
lebih menyesakkan.
lebih sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar