Ada nuansa tak terbaca saat aku coba bertanya-tanya dalam gelap.
ahh! tentu saja, karena gelap.
tapi ini bukan tentang terang dan gelap. karena tak pernah ada terang gelap.
yang ada hanya tanya tentang batas-batas.
dan itu pun masih bukan tentang terang dan gelap.
aku tentu saja tak akan pernah tahu tak juga akan serta merta diberitahu.
lalu kamu, mulai bertanya-tanya.
mulai menyapa tanya.
sekali waktu, aku inginpula tahu tentangmu.
seberkas bayangan dalam gelap juga terang.
siluet warna dalam pigura.
"tentang terang kah yang kamu ceritakan? adakah gelap telah kamu tinggalkan?"
kamu menggantung begitu saja.
mulai menarik-narik selimut abu dari langit.
"tunggu
dulu! berhenti sebentar. sebentar lagi! aku masih ingin melihat
batas-batasmu. batas terang juga gelap yang kamu tinggalkan."
sekali pun aku tetap terduduk.
langit nyatanya masih akan sama.
langit yang bahkan kau jadikan tempatmu.
itukah piguramu?
"adakah kamu jadi batas-batas itu? tentang terang juga gelap dalam tautan waktu."
nyatanya, kamu seperti tak lagi terburu.
gagu bersama malu?
waktu mungkin jadi seperti tempayan kosong.
tak pula tentang kebenaran.
bukan tentang kesejatian.
tapi tetap saja kamu, langitmu, piguramu.
lalu aku,---dan entah itu kamu--- menunggui tempayan waktu.
tak terisi.
hanya tentang misi.
mengisi.
"suatu
waktu, jika ini tautan waktuku. kujadikan kamu pigura itu. sesekali
dalam waktu. meski tak pula lari dari ragu. kamu. kamu. kamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar