Minggu, 12 Januari 2014

Tentang Ruang, Saudaraku

Hei Saudaraku,

Langit memudar dengan pendar yang sengaja kadang bubar.
Sekali waktu ini, bukan hanya kamu yang membatu dalam lagu sendu.
Sekali ini lagi, waktu tak memberiku untuk tahu. Tidak pula membawakan lagu-lagu yang hanya akan jadi ragu.

Masih dan selalu aku ingat susunan-susunan kata dalam ruang yang kita bagi.
Sekalipun pada akhir cerita harus ada yang beranjak pergi.
Suatu kali, aku mulai dengan gumaman-gumaman sendu. Tentang aku juga kamu.
Ada rute yang sesugguhnya mengikat dalam untaian yang tak mampu dibaca siapapun.
Aku yang jadi kamu dalam ruang yang menjadikan aku.

Selayaknya jalanan, tentang sisi-sisi menepi. Tentang benang-benang membentang. Bersebrangan.
Dalam satu, membentang dua ruang bersebrangan.
Dan kamu adalah aku.
Dunia menyebutkan kita ada. Mereka menjadikan dirinya bukti tentang kita.
Tapi nyata tetap dalam diri kita.
Ribuan yang tergantung di udara, tapi hanya beberapa untaian yang akan kamu temui untuk kamu jaga.

Aku mungkin jadi tak berpikir sama. Tentang hari yang sakral dalam tafsir pikiran mereka.
Sekalipun hanya ada segelintir dalam waktu yang menyediakan ruang untuk kita. Tapi ruang itu tetap ada.
Aku hanya tak ingin mengingatkan diri bahwa ada perhitungan tentang sisa waktu yg disediakan ruang.
Aku, hanya ingin kamu tahu tentang keberadaan. Karena kamu ada. Dan karenanya aku ada.
Selalu membayang dalam lingkaran-lingkaran, tentang kamu yang dihadapkan pada pilihan.
Namun tetap saja. Kamu memang ada. Untuk ku untuk waktu. Dan itu menjadi sebentuk dari bahagia yang mesti aku jaga.

Telah sepatutnya, aku ucapkan selamat untuk diriku. Disediakan ruang dalam waktu untuk bersamamu. Bukan selamat untuk bertambahnya usia pembayaran yg kamu jalankan. Atau atas telah berkurangnya masa untuk kamu 'ada'.
Kamu, adalah aku saudaraku.
Lagu sendu yang diperdengarkan kepadamu adalah lagu yang dilantunkan angin juga untukku.
Rindumu, adalah rinduku saudaraku.
Riak membuncah dalam dadamu adalah gelombang tentang keberadaan yang juga diisyaratkan kepadaku.
Dan, ruangmu adalah ruangku, saudaraku.

*terima kasih karena telah ada. Dan karenanya aku ada :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar